Senin, 11 Maret 2013

Ullen Sentalu, My Fave Museum


Museum Ullen Sentalu merupakan museum favorit saya, terletak di daerah Pakem, Kaliurang, bagian utara Yogyakarta. Harga tiket masuknya Rp 25.000 untuk wisatawan domestic, dan Rp 50.000 untuk wisatawan internasional. Memang tergolong tidak murah untuk ukuran museum, tapi percaya deh, memuaskan banget kok bayar segitu. Kita akan ditemani oleh pemandu (semacam tour) selama hampir 1 jam, dan dijelaskan mengenai sejarah Kerajaan Mataram, Keraton Yogya, Keraton Solo, dan wanita-wanita hebat di dalam keraton.
Pintu masuk museum
Penampakan tiket masuk museum
Museum yang diresmikan di tahun 1997 ini diprakarsai oleh Keluarga Haryono yang masih termasuk dalam keluarga keraton Yogyakarta. Museum Ullen Sentalu ini berada di kawasan Taman Kaswargan yang secara filosofis, nama Kaswargan dipilih karena terletak di ketinggian lereng Gunung Merapi, di mana kultur masyarakat Jawa menganggap Gunung Merapi sebagai tempat sakral. Kata Ullen Sentalu sendiri kependekan dari Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku, atau yang bisa diartikan nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan. Sedangkan blencong adalah lampu minyak yang biasa digunakan untuk pertunjukan wayang kulit.
Ndalem Karwargan
PP
Museum yang memiliki luas lebih dari 10ribu m2 ini dibagi-bagi ke dalam beberapa ruangan. Ruangan pertama adalah Guo Selo Giri, disini banyak foto-foto serta lukisan-lukisan para bangsawan dan tokoh-tokoh 4 keraton Jawa, dan pemandu juga menceritakan kisah singkat kehidupan mereka.
Area selanjutnya adalah Kampung Kambang, ruangan yang ada di area kampung kambang terletak di atas kolam air. Bukan kolam besar, hanya seperti parit dengan lebar 50cm yang berisi macam-macam ikan hias. Kampung Kambang terdiri atas 5 ruangan, yaitu Ruang Tineke. Ruangan yang berisi puisi-puisi hasil karya GRAy Koes Sapariyam atau yang kerap disapa Tineke, dan juga surat-surat yang ditujukan untuk beliau, baik dari keluarga, kerabat, dan juga para sahabat. Syair dan puisi ini dikirimkan oleh teman-teman beliau demi mengobati rasa sedih yang sedang melanda beliau karena cintanya tak disetujui oleh ibundanya. Saya sempat membaca surat tersebut, dan yah…cukup terharu :(
Ruangan selanjutnya adalah Ruang Paes Ageng Gaya Yogyakarta, Ruang Batik Vorstendlanden, dan ruang batik pesisiran, yang hampir sama isinya yaitu lukisan pengantin wanita Jawa, dan juga koleksi batik dari Yogya dan Solo, yang ternyata sangat berbeda. Dan ruang terakhir adalah Ruang Putri Dambaan, yang berisi foto-foto dari GRAy Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani Soerjosoejarso atau yang biasa disapa dengan sebutan Gusti Nurul. Beliau memang sangat cantik dan menjadi dambaan banyak orang penting pada masanya. Parasnya yang ayu, luwes dalam menari, pandai berkuda,  fasih banyak bahasa, dan pribadinya yang humble membuat putri Mangkunegaran VII ini jadi incaran banyak pemuda. Beliau pun pernah menampilkan sebuah tarian di pernikahan Putri Juliana di Belanda. Gustri Nurul mempunyai sebuah prinsip yang ia pegang teguh sampai menikah, bahwa ia tak akan menikah dengan politisi dan enggan dipoligami. Karena prinsipnya ini, Gusti Nurul baru melepas masa lajang di usianya yang ke-30 dengan Kolonel Soejarso, pria pilihannya sendiri. Bukan dari kalangan ningrat ataupun politisi.
Selanjutnya di ruangan terakhir, dapat dilihat lukisan penari jawa, patung pengantin wanita jawa, dan banyak lukisan lainnya. Oiya, disini juga terdapat lukisan Nyi Roro Kidul lho, mendadak spooky ngeliatnya, tapi saya ga ngeliatin lama-lama, takut keingetan wajahnya. Hehehe… Koleksi museum ini ditata apik dengan konsep pencahayaan dan penataan seperti di galeri internasional,  sangat berbeda dengan museum pada umumnya. Sepertinya display yang terdapat di dalam museum, dikerjakan oleh kurator museum yang professional, sehingga kesannya eksotis dan magis. Museum tercantik yang pernah saya lihat di Indonesia. Koleksinya yang berasal dari balik tembok istana 4 kerajaan Jawa (Yogyakarta, Surakarta, Pakualam, dan Mangkunegara) yang selama ini tersembunyi dari pandangan umum yang membuatnya semakin menarik.
Dan…saya masih saja digiring ke sebuah ruangan, tetapi kali ini saya disuguhi minuman yang katanya bias mengembalikan stamina, bikin awet muda, yah…tapi kan katanya. Rasanya sih kaya perpaduan dari jahe, gula merah, dan entah apalagi didalamnya.
Ruangan pembagian minuman
Efek setelah minum :D berasa fit!
Setelah pemandu meninggalkan saya dan teman-teman, saya pun berinisiatif untuk berkeliling di sekitar taman yang luas dan keren! Banyak spot buat foto disini, keren banget! Tapi, saya jadi berpikir sendiri bagaimana jika saya kemari di malam hari, pasti suasananya jadi spooky! Saya tidak memiliki foto di dalam museum, karena dilarang mengambil gambar sewaktu di dalam :( Tapi, saya banyak memiliki foto diluar museum atau di sekitar taman…











Dan berakhir sudah kunjungan saya ke museum keren ini! Lain kali, jika saya memiliki banyak waktu di Yogya, saya ingin kesini lagi dan akan mengajak teman atau sahabat saya juga :) Saya berharap bahwa nantinya akan banyak museum-museum seperti ini yang tersebar di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar