Jumat, 26 Juli 2013

Hello Medan - Northern Andalas Trip Part 2

Perjalanan masih berlanjut.....
Setelah melewati sehari di Bandung, dan 4 hari di Aceh dan Pulau Weh, saya dan travelmate masih akan explore beberapa daerah di Sumatra Utara. Sebenarnya tujuan utama saya adalah mengunjungi danau terbesar di Indonesia, Danau Toba; dan juga air terjun tertinggi di Indonesia, Sipiso-piso. Perjalanan santai pun dimulai disini, inilah cerita perjalanan saya selama 3 hari Sumatra Utara...

View Toba (from Tongging)
Day 6 Minggu, 12 Mei 2013
Medan --> Parapat --> Samosir
08.00 WIB
Kami bertiga sampai di pul bis "Sempati Star"yang terletak di Jalan Pondok Kelapa, Medan, setelah menempuh hampir 12 jam perjalanan, dan semalaman saya susah tidur karena kedinginan (gara-gara AC ngowos). Saya sempat meminta kepada 2 travelmate saya untuk istirahat sebentar di pool bis sebelum lanjut naik bis lagi menuju Parapat. Tujuan kami selanjutnya adalah Danau Toba dan Samosir, dan entah kenapa rasanya saya enggan sekali beranjak untuk naik angkot menuju terminal untuk kemudian naik bis lagi, saya hanya ingin makan-mandi-tidur. Dan saya berpikir, betapa egoisnya saya, di seberang kursi sana NK dengan sabar menunggui saya, sambil sesekali menanyakan "jam berapa mau jalan, Qee?". Okeh, mari kita lanjutkan perjalanan!

10.00 WIB
Kami baru dapat angkot menuju terminal Amplas, dan...sopir angkot disini ngawurrr bawa kendaraannya!!! -,- Setelah menempuh sejam perjalanan di jalanan yang padat, dan membayar Rp 5000, kamipun sampai di terminal Amplas. Disini saya berpisah dengan Ramdan, dia stay di Medan untuk suatu alasan, padahal dialah yang sudah pernah ke Toba, tapi yasudahlah... Maka dari sini perjalanan saya dan NK menyusuri tempat baru dimulai lagi! Kami naik bis "Sejahtera" seharga Rp 25.000 dengan durasi 3-4 jam perjalanan menuju Parapat. Jam 14.20 sampailah kami di penyebrangan Tiga Raja, disini terdapat 2 kapal dengan tujuan Tomok dan Tuktuk. Kami memilih Tuktuk sebagai tujuan kami atas saran dari teman-teman kami.


Jadwal penyebrangan

14.35 WIB
Melihat indahnya Danau Toba membuat capek dan lapar saya hilang seketika, totally falling in love with this lake! Sepanjang perjalanan menuju Samosir, saya hanya memandang dan menikmati pemandangan Toba saja :) Sekitar 20-30 menit kemudian, sampailah kami di Carolina Cottage, rencananya kami akan menginap disini. 


Carolina Cottage
Penginapan ini cukup bagus, disamping itu tarifnya juga sangat terjangkau, tarif termurah untuk kamar yg paling atas adalah Rp 75.000. Kami menyewa 2 kamar, di kamar saya terdapat balkon dan tentu saja, view langsung ke Danau Toba. Beautiful view :)


View Toba dari kamar saya

20.00 WIB
Menjelang malam, saya makan di restoran Carolina (merapel sarapan, makan siang dan juga makan malam), makanannya enak dan harganya terjangkau, ditambah koneksi wifi yang kencang, siapa yang gak betah berlama-lama disini, hehehe. 

Day 7 Senin, 13 Mei 2013
Samosir --> Karo --> Berastagi --> Medan
07.00 WIB
Bangun tidur dan rasanya gak rela banget buat beranjak dari kasur, pengen tidur sampai nanti siang. Tapi, mau gak mau saya harus bersiap-siap meninggalkan pulau ini :( Setelah mandi, berpakaian, dan packing, saya menuju ke restoran untuk menyempatkan sarapan. Saya sarapan nasi goreng sambil menikmati pemandangan danau toba dari beranda restoran, juga ditemani oleh buaian hawa dingin ala Samosir. Cukup lama saya bersantai disini menikmati lukisan sempurna sang pencipta, rasanya santai dan menenangkan. SOMEDAY, I'LL BE BACK AGAIN.


Sunrise di Toba (by NK)
Enjoy Toba!
Me & the lake

10.00 WIB
Saya dan NK menyebrang ke Tiga raja, lanjut naik angkot menuju pul bis "Sejahtera" dengan tarif Rp 2.500. Tujuan kami selanjutnya adalah Air Terjun Sipiso-piso yang terletak di Kabupaten Karo. Untuk menuju ke air terjun tertinggi di Indonesia ini, transport yang saya naiki adalah sebagai berikut:
-Naik Bis "Sejahtera" dari pul-nya di Parapat, lalu turun di simpang dua, Siantar (tarif Rp 8.000).
-Naik Elf "Sepadan" (jurusan kabanjahe) dari simpang dua, lalu turun di pertigaan situnggaling, daerah Merek (tarif Rp 15.000)
-Naik bentor dari pertigaan situnggaling untuk menuju air terjun (tarif Rp 5.000/orang)

14.00 WIB
Kami berdua sampai di Air terjun Sipiso-piso disambut dengan hawa sejuk, serta pemandangan hijau yang indah. Setelah membayar tiket masuk Rp 4.000 dan menitipkan barang bawaan di sebuah warung, kamipun segera turun menuju air terjun. Subhanallah, pemandangannya bagus banget!


View di sebelah kiri
View di sebelah kanan
Me & the waterfall

Untuk melihat air terjun dari dekat, kami harus menuruni sekitar >300 anak tangga, jarak antar satu anak tangga ke anak tangga yang lain tinggi juga lho, maka harus hati-hati saat menuruninya. Turunnya sih gampang, naiknya itu lho yang butuh tenaga ekstra! Tapi semua itu terbayar dengan view-view yang menakjubkan :)

16.00 WIB
Kami sudah sampai diatas lagi, setelah kepayahan menaiki anak-anak tangga, sebenarnya sayalah yang payah, NK sih kuat-kuat saja, hehe. Sampai di warung, saya beristirahat sejenak, kemudian makan mi goreng sambil ngobrol dengan Bu Manda, pemilik warung Sikumbang Jati. Orangnya ramah dan suka becanda, betah deh ngobrol sama ibu yang satu ini, asal jangan dicurhatin aja :P

Barengan bu Manda
Oiya, kami berdua bertemu dengan teman baru disini, mereka juga menawari kami tumpangan ke Medan, LUCKY US! Mereka adalah Eko, Wandi, Fauzi, Joshua dan Maya yang datang dari Medan. Dengan datangnya mereka berlima, makin ramelah obrolan kami, becanda sampai sakit perut.

Jo-Wandi-Maya-Eko-Me
At new place with new friends :)


18.30 WIB
Kelar foto-foto dan menikmati view danau toba dari tongging, kami bertujuh meninggalkan Sipiso-piso menuju ibukota Sumatra Utara. Perjalanan menuju Medan cukup menyenangkan, sambil mendengar candaan dari teman-teman baru ini. Ditengah perjalanan kami sempat makan malam di Berastagi, daerah ini cukup ramai ternyata, tempatnya semacam puncak kalo di Jawa. Sebenarnya di Berastagi banyak obyek wisata yang menggiurkan untuk kunjungi, tapi sayang waktunya mepet :( Next time yaaa...

23.50 WIB
Saya dan NK diantar oleh Eko, Joshua, Wandi, dan Fauzi sampai ke rumah Ko Wilson. Makasih banyak teman baru, semoga kita bisa ketemu lagi :) You Rock!!!

Day 8 Selasa, 14 Mei 2013
Medan --> Bandung
12.00 WIB
Kami baru jalan lagi setelah bermalas-malasan dirumah Ko Wilson, tujuan kami selanjutnya adalah Istana Maimoon dan Masjid Raya Al-Mashun, dan kali ini kami ditemani oleh Adi dari Backpacker Medan (teman baru lagi :p).


Istana Maimoon
Singgasana
Masjid raya Al-Mashun
Setelah jalan-jalan setengah hari di bawah langit Kota Medan yang panas, dan makan di warung kaki lima depan masjid raya, kami berdua berpamitan kepada Adi, makasih untuk hari ini ya :) Kami naik bentor menuju Bandara Polonia dengan tarif Rp 10.000.

17.00 WIB
Setelah check in, kami memutuskan untuk masuk waiting room, padahal pesawat kami jam 18.30 :p Sebenarnya kami masih memiliki sisa waktu sekitar satu jam lebih, tapi karena bingung mau kemana, jadinya kami hanya santai-santai di waiting room. Perasaan sedih dan senang menjadi satu, di sisi lain saya sedih karena akan mengakhiri perjalanan di Sumatra, sisi lainnya saya senang karena akan kembali ke Jawa.

20.45 WIB
Pesawat saya landing dengan mulus di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Sebenarnya masih jauh dari rumah, tapi setidaknya saya sudah sampai di daratan Jawa, haha! Di pintu kedatangan, saya sudah ditunggu oleh pacar yang rela datang dari Jakarta untuk menjemput saya :*

Akhirnya...perjalanan saya selama seminggu di Sumatra berakhir juga, sangat banyak pengalaman dan cerita yang saya dapat, tetapi tidak dapat saya jabarkan semuanya disini. Saya banyak berterima kasih kepada orang-orang baik yang saya temui dalam perjalanan saya, dan berterima kasih pada alam semesta yang selalu membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung.

See you on my next long trip :)

Minggu, 14 Juli 2013

Blind Trip to PENANG

Kenapa saya sebut blind trip?
Karena awalnya saya dan 9 teman saya dari BPI-Regional Surabaya berencana terbang ke Malaysia untuk menjelajah pulau-pulau keren di Kuala Trengganu, tapi sayangnya cuaca sedang tidak bersahabat dengan kami, ombak sedang besar-besarnya dikala itu. POOR US!. Kami pasrah dan mengandalkan Peter untuk merancang itin baru, serta merelakan tiket pesawat PP Kuala Lumpur-Kuala Trengganu. Tetapi Peter dengan liciknya tidak memberi tahu itin yang dibuatnya, malah sok rahasia2an -,- Saya baru mengetahui bahwa tujuan kami ke Penang (baca: Pineng), saat saya berada di bandara Juanda, menjelang keberangkatan. OK, Let's Get Lost!!!

Amel-Eni-Bryan-Peter-Me-NK-Lulu-Meryske-Lilik-Mehdia
Dok. Mehdia

Kamis, 17 Januari 2013
Kami bersepuluh berangkat menuju Kuala Lumpur dengan hasil hunting tiket promo SUB-KUL PP seharga Rp 185.000 yang kami dapat dari jauh-jauh bulan. Saking lamanya jeda antara pembelian tiket dengan keberangkatan, saya sempat ragu untuk berangkat, tapi akhirnya saya angkat ransel juga.

Jumat, 18 Januari 2013
Pada jam 00.00 waktu KL, yang lebih cepat 1 jam dari Indonesia, sampailah kami di LCCT, Kuala Lumpur, ini adalah kali kedua saya menginjakkan kaki di bandara ini. Kami segera melangkahkan kaki menuju Food Garden untuk menunggu pagi sambil beristirahat. Disini tersedia fasilitas free wifi untuk 3 jam, lumayan lah untuk killing time.
Sekitar jam 05.30, kami menaiki bis menuju Puduraya dengan tarif 8 RM. Sesampainya di depan Terminal Pudu, dengan langit KL yang masih gelap (padahal sudah jam 7 pagi), kami menunggu dan mencari bis tujuan Penang diantara warga KL yang berlalu lalang menuju sekolah dan tempat kerjanya. 15 menit kemudian, kami mendapatkan bis tujuan Penang dengan tarif nego yang alot 35 RM. Menurut saya cukup mahal, Rp 115.000 untuk 4-5 jam perjalanan. Untung bis-nya executive class, nyaman banget, jadinya saya bisa tidur selama perjalanan.
Sesampainya di Penang, kami turun di Terminal Sungai Nibong, untuk selanjutnya naik bis 401 dengan tarif 2 RM menuju Lebuh Chulia. Kami berencana untuk menginap di sekitaran Lebuh Chulia, kami mendapat penginapan seharga 20 RM per orang, dengan kondisi 5 orang untuk 1 kamarnya (Family Room). Lumayan kok disini, wifi-nya kenceng sampai ke kamar.

Penginapannya!
Roommatenya!
Setelah cek in dan beres-beres, kami pun berangkat (lagi) menuju Komtar, semacam halte atau terminal yang letaknya dekat dengan mall. Kami menaiki bis 101 bertarif 2,7 RM menuju Pantai Batu Feringgi, yak...Peter, kami padamu!

Penampakan Batu Feringgi
us!


Malamnya, sebelum kembali ke penginapan, kami makan malam terlebih dahulu di sekitaran Lebuh Chulia, cukup banyak PKL yang berjualan dan banyak pula turis-turis yang berlalu lalang disini. Dalam perjalanan pulang, kami sempat melewati Love Lane, daerah yang terkenal akan banci-bancinya, sama aja dengan banci di Surabaya menurut saya, hahaha...

Malam itu, @ Lebuh Chulia
Oiya, kalo soal makanan seharian ini saya banyak makan di tempat yang penjualnya India, karena takut kena jebakan betmen makan B2. Maklum, saya menginap di daerah little india dan china town, dan hanya depot-depot masakan Indialah yang memasang label halal. Sekali makan saya hanya membayar 4-5,5 RM, tergantung lauk pauk yang kita pilih.

Sabtu, 19 Januari 2013
Pagi Pulau Pinang...
Kata Peter, hari ini kami akan berkeliling ke Han Jiang Temple, Mahariamman Temple, Old Church, Esplanade, bangunan-bangunan tua di Georgetown serta Kek Lok Si Temple. Woohoo...kemana-mana jalan kaki, sambil bawa ransel dan berpanas-panasan, karena di Penang memang panas. Seru dan capek jadi satu dalam perjalanan hari terakhir kami disini. Selanjutnya, biarkan foto-foto dibawah ini yang bercerita...


Sarapan di restoran masakan India
Han Jiang Temple
ini lho PETER
Mahariamman Temple
Narsis di Old Church
Esplanade
Narsis dalam bus :p
Kek Lok Si Temple
Awesome temple!!!
Sekitar jam 17.00 kami naik bus menuju ke Kuala Lumpur dengan tarif per orang 35 RM. Sebelumnya beberapa dari kami sempat survey di Komtar untuk mencari bis dan membandingkan tarif bis yang satu dengan lainnya. Lagi-lagi proses nego diperlukan agar kami bisa mendapat tarif semurah mungkin, dan 35 RM adalah tarif deal termurah antara kami dan pihak bis. Perjalanan kembali ke KL kali ini cukup lama, 5 jam lebih, karena lama berhenti di terminal dan pom Petronas, sepertinya sopir-sopir disini gampang lelah ya. Kami sampai di Terminal Puduraya pada jam 22.20, dan langsung jalan cepat untuk mengejar LRT di Plaza Rakyat, untuk menuju bukit bintang.

How's my blind trip? Not bad, really! Ternyata seru juga jalan seperti ini, tidak tau akan kemana, bagaimana caranya kesana, dan kami dengan instant-nya mempelajari itu semua. Disini peta, internet dan warga lokal sangat berperan besar dalam memberikan informasi kepada kami, jangan pernah takut bertanya disini, ga bisa ngomong bahasa inggris, ada yang bisa ngomong melayu kok, asal jangan bertanya ke orang-orang berwajah chinese ya, kebanyakan dari mereka hanya mengerti bahasa mandarin. Saya tidak kapok dan akan mencobanya lagi pada perjalanan yang lainnnya. See you on my next blind trip!!!

Selasa, 09 Juli 2013

Hello Aceh - Northern Andalas Trip Part 1

Saya ingin menjelajah semua provinsi di Indonesia, dan harus segera dicicil dari sekarang!!!
-NuQee,2008,found in Dream book Boot Camp-  

Hampir tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk traveling ke Aceh dalam beberapa tahun ini, karena saya selalu mengincar daerah-daerah di Indonesia tengah dan timur, kalaupun suatu saat saya ke Aceh, saya ingin sekali ke Pulau Weh. Tapi semua berubah ketika QZ menebar racun promo di bulan September 2012. Waktu itu saya berhasil mendapat tiket PP BDO-MES seharga Rp 298.000, okeh...karena saya belum pernah ke Medan, sayapun bersemangat untuk traveling ke Sumatra Utara. Tapi ternyata, tak hanya QZ saja yang menebar racun, maskapai sekelas GA pun memasang harga promo untuk semua rute, yah...walaupun tidak semurah QZ tapi saya pikir cukup worth it. Travelmate saya mengusulkan untuk memasukkan Aceh dalam rute perjalanan kami, saya pikir "why not?", sekali dayung 3 provinsi terlalui (Jawa Barat-Sumatra Utara-Aceh). Lalu, sayapun berhasil mendapatkan tiket one way MES-BTJ dengan harga 200ribuan, cukup murah untuk terbang dengan maskapai terbaik di Indonesia.
Sembilan bulan telah berlalu, tepat di tanggal 7 Mei 2013, saya memulai perjalanan saya ke bagian barat Sumatra. Setelah sekian lama saya menanggalkan status backpacker, akhirnya saya backpackeran lagi. Sangat senang, setelah jeda 4 bulan dari trip terakhir saya ke KL-Penang di bulan Januari kemarin. Tapi entah kenapa rasanya saya kurang bersemangat seperti pada akhir tahun 2012, mungkin karena jarak booking tiket dengan bepergiannya terlalu lama (9 bulan cuy, kaya mau lahiran aja :D). Tapi...pasti nanti bakalan banyak sesuatu yang baru, yang akan membuat semangat saya OK lagi, pasti!!! Dalam perjalanan ini, saya dan kedua travelmate tidak terlalu menargetkan untuk tujuan-tujuan mana saja yang akan kami datangi, kami sepakat untuk "let it flow" saja. Kami hanya bermodalkan tiket pesawat, keril seisinya, uang seminimnya (maklum backpacker), dan informasi dari dunia maya tentang segala sesuatu yang sekiranya berguna. Saya menyebutnya semi blind trip :D
Dengan tujuan berbagi pengalaman, inilah cerita perjalanan saya mengunjungi beberapa daerah di 2 provinsi di Sumatra dalam waktu yang tidak terlalu lama, perjalanan yang membuat saya 80% melupakan gadget2 saya selama 8 hari saking menikmati segala sesuatunya. Seriuss! kalau kalian mengenal saya, pasti kalian tau betapa lengketnya saya dengan gadget2 saya, saya bahkan jarang ngeTweet seperti yang biasanya saya lakukan saat sedang traveling. Perjalanan ini memberikan pengalaman baru menjelajahi tempat-tempat baru di nusantara tercinta...
Me & My Bodyguard Travelmate
Saya kemari bersama dengan 2 travelmate lawas, sebelah kiri (jaket hitam) namanya Ramdan, orang Depok yang pendiam tapi baik hati, yang pernah menemani saya keliling Sulawesi dan Flores. Satunya lagi, sebelah kanan (jaket abu2) seringnya dipanggil NK, arek Suroboyo yang ringan tangan, travelmate saya dari tahun 2011 yang pernah menemani saya keliling Lombok dan Sulawesi Selatan.


Day 1 Selasa, 7 Mei 2013
Surabaya - Bandung - Medan
Halo Bandung! Ini adalah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Bandara Husein Sastranegara (bukan Kota Bandungnya lho ya), sempat kaget karena bandaranya kecil dan lagi berada di tengah kota. Kedatangan saya disambut oleh mendung dan gerimis yang makin melengkapi dinginnya udara Kota Bandung. Pas…pada saat itu saya sedang lapar, maka saya putuskan untuk sarapan di Solaria yang terletak persis di depan pintu kedatangan sambil menunggu waktu yang tepat untuk keliling kota (menunggu hujan reda).
------------------Jalan-jalan keliling Bandung------------------
Menjelang isya, saya telah berkumpul dengan NK dan Ramdhan di bandara, kami duduk-duduk santai di depan Yomart, sambil menunggu penerbangan ke Medan. Kami ditemani oleh Defi dari Backpacker Bandung, percaya deh, sampai hari terakhir perjalanan ke Sumatra nanti, tiap harinya saya selalu punya teman baru :)
Tepat pada jam 21.15, pesawat dengan nomor penerbangan QZ 7803 membawa kami bertiga menuju Medan dengan durasi perjalanan sekitar 2 jam 15 menit. Sekitar jam 23.30, sampailah kami di Bandara Polonia (yang lagi-lagi terletak ditengah kota), Medan dengan udaranya yang dingin karena habis diguyur hujan. Kami sudah ditunggu oleh Ko Wilson dan Lisa dari Backpacker Medan, kami ditawari untuk menginap dirumah Ko Wilson, alhamdulillah…aman untuk malam ini.

Day 2 Rabu, 8 Mei 2013
Medan - Banda Aceh
Sekitar jam 7 pagi, kami bertiga dijemput oleh taksi menuju bandara untuk terbang lagi menuju Aceh, propinsi paling ujung di barat Indonesia. Karena kami kepagian nyampe bandara, maka kami sempat leyeh-leyeh di sekitaran counter check in, sambil menunggu panggilan yang berasal dari speaker. Tepat pada jam 09.50, GA 142 menerbangkan kami dari MES menuju BTJ dengan durasi 1 jam perjalanan. Saya sempat bertemu dengan teman SMA saya yang menjadi pramugari GA, cukup menyenangkan mendengarkan rute perjalanannya selama seminggu kedepan. Semoga kita sering ketemu ya, teman (semoga saya sering terbang dengan GA) Aamiin…


Bandaranya Aceh
Pesawat landing di Bandara Sultan Iskandar Muda pada jam 10.50, dan setelah kami mengambil tas keril yang kami bagasikan, kami segera mencari kendaraan umum untuk menuju ke Banda Aceh. Karena angkutan umum di sini belum-belum sudah pasang harga tinggi, maka kami lebih memilih naik Damri saja. Kami naik Damri seharga Rp 15.000 menuju tempat perhentian terakhir, yaitu Masjid Baiturrahman. Sempat speechless campur senang karena bisa sampai sejauh ini, sampai di Banda Aceh, yang pada akhir tahun 2004 dilanda tsunami yang meluluh lantakkan kota ini. Banda Aceh yang dulu selalu saya ikuti beritanya di TV (pasca tsunami) dengan sekarang sangat berbeda, sudah banyak sekali bangunan dan tata kotanya rapi :)
Begitu memasuki area masjid Baiturrahman, saya segera memakai pasmina untuk menutup rambut saya, disini semua wanita muslim menutup aurat mereka, maka sayapun juga begitu :) Saya janjian dengan Aris, teman yang saya kenal lewat twitter di masjid ini, rencananya saya akan menyewa motor di temannya Aris selama 4 hari kedepan. Setelah deal dengan Tardi, teman Aris yang menyewakan motor, saya mendapat harga Rp 55.000 perhari (nego). Terima kasih telah mempercayai saya, Aris :)

Masjid Raya Baiturrahman
Sekitar jam 13.00, saya mulai berkeliling kota Banda Aceh dengan NK, saya mengunjungi Blang Padang dimana disitu terdapat Monumen Aceh Thanks To The World yang didirikan sebagai ucapan terima kasih kepada banyak negara yang telah membantu Aceh pasca bencana tsunami, dan replika pesawat RI 001 yaitu pesawat hasil sumbangan dari rakyat Aceh untuk Indonesia. Serta mengunjungi PLTD Apung di Blang Cut. Selanjutnya, saya mengunjungi Museum Tsunami Aceh, cerita saya mengenai museum keren ini bisa dibaca DISINI


The Museum

Foto-foto di Blang Padang

Aceh Thanks To The World
The Story
Me
Terima Kasih & Damai
Bentuknya seperti ombak *tsunami
The Monument
Replika pesawat RI 001


Foto-foto di Blang Cut

Monumen Tsunami
Tsunami telah membawa kapal ini ke tengah kota
Inilah...
View dari atas PLTD Apung

Sedikit mengenai PLTD Apung
Kapal ini adalah salah satu saksi bisu dari bencana tsunami yang menimpa Aceh pada akhir tahun 2004. Di kapal ini terdapat mesin pembangkit listrik yang menggunakan diesel untuk membantu suplai listrik bagi masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar. Awalnya kapal ini berada di sekitaran perairan Ulee Lheue, lalu gelombang tsunami mendorong kapal ini sejauh kurang lebih 5 Km ke tengah kota. Masyaallah...kapal ini gede banget lho dan pastinya berat banget, tetapi gelombang tsunami mampu membawanya sejauh itu, benar-benar kuasa Allah. Kapal ini sengaja dibiarkan (tetapi juga dipelihara) di Blang cut, dan menjadi obyek wisata hingga saat ini.

Akibat kecapekan dan kelaparan, maka dipastikan selanjutnya kami ingin beristirahat sejenak dan mencari makan, setelah browsing2 sebentar akhirnya kami memutuskan untuk mencicipi Mie Razali (karena mi inilah yang banyak muncul sebagai result "Kuliner enak di Aceh"), kami ingin mencoba mi aceh langsung di kotanya, dan yang pasti mi-nya enak dan porsinya mengenyangkan.

Nom nom...
Kelar merapel makan pagi-siang-sore, saya dijemput Maina, seorang teman baru yang asli Aceh dan nantinya akan menjadi host saya selama disini. Maina sangat baik dan menyenangkan, dia adalah seorang penyiar radio di Banda Aceh, nice to meet you. Dari Maina, saya mengenal Ka Lisa yang berdomisili di Pulau Weh dan Mury yang juga seorang penyiar radio, rame dan hobinya foto-foto. Oiya, rencana sore ini adalah sunsetan di Pantai Lampu’uk, Aceh besar.
Menurut saya, ini merupakan tempat yang wajib dikunjungi, karena tak hanya sunset keren dan pantai yang ditemui disini, tetapi juga semacam danau. Pantai ini adalah pantai favorit saya di Aceh :)


Pantai Lampu'uk
My Fave View
Me & Lampu'uk
In new place, with new friends
That's why I love traveling :)
NK - Saya - Ka Lisa - Ramdhan - Maina - Mury
Sambil menikmati keindahan pantai ini, kami saling bertukar cerita mengenai kehidupan sosial-ekonomi di Jawa dan membandingkannya dengan yang di Aceh, sedikit berbeda ternyata :( Kami juga memesan kelapa muda yang disajikan dengan perasan jeruk nipis, belum pernah sih, tapi segerrr banget!!!
Jam tangan saya menunjukkan angka 18.30, maka kami berenam segera kembali ke Banda Aceh untuk menikmati suasana malam kota serambi mekkah ini. Kami berhenti di REX untuk makan malam sambil ngobrol santai, selanjutnya ke Rumoh Aceh yang katanya tempat ngopi gaul nan terkenal disana. Dan sekitar jam 23.30, saya sampai dirumah Maina dan ini berarti waktunya beristirahat setelah melewati hari yang panjang. Lalu bagaimana dengan Ramdan dan NK? Mereka menginap di Kost 28, penginapan yang fasilitasnya okeh banget (Kamar berAC, TV, Air panas, dapet sarapan pula), dan hanya 50.000 rupiah per orang untuk 1 malamnya. Recommended banget...

Ki-Ka : Ka Lisa, Maina, Cut, Mury, Ramdhan, Nk, Saya
Jujur, hari ini sangat menyenangkan sekali, banyak teman, info serta pengalaman baru yang saya dapat. Walaupun saya sempat roaming ketika Maina dan teman-temannya ngobrol menggunakan bahasa Aceh, tetapi saya merasa logat mereka lucu, yah…itung-itung belajar bahasa baru.

Day 3 Kamis, 9 Mei 2013
Banda Aceh - Weh Island
Saya tidur nyenyak semalam, sampai-sampai saya dibangunkan jam 7 pagi oleh Ka Lisa dan masih juga merasa ngantuk. Oke…rencananya hari ini saya akan nyebrang ke Pulau Weh atau yang biasa dikenal dengan Sabang. Saya bergegas mandi dan merapikan isi tas keril saya, setelah itu saya, Maina dan Ka Lisa sarapan sambil ngopi di kedai kopi Solong, gilaaa…di Surabaya aja saya hampir ga pernah ngopi, giliran di Aceh sok ngopi pagi, hehehe. Saya sih nyobain kopi susu sama teh tarik dingin, mantap rasanya, beda sama yang pernah saya coba sebelumnya (lha iya…kan jarang ngopi :p hehehe). Kedai kopi ini rame banget, katanya sih terkenal karena kopinya khas banget. Kelar ngopi cantik, saya menyempatkan diri untuk membeli kopi titipan teman-teman di Surabaya, yang artinya bakal nambah muatan keril saya, huh!
Karena hari ini adalah hari libur nasional, maka dipastikan kapal lambat maupun kapal cepat bakalan rame. Saya berencana menyebrang dengan kapal lambat (Ferry) yang berangkat jam 14.00, maka saya harus sudah berada di pelabuhan pada jam 12.00 agar motor sewaan saya bisa masuk kapal. Benar saja, tepat jam 12.00 saya sampai di pelabuhan, kapal sudah rame penumpang, dan hanya 5 motor lagi yang diperbolehkan masuk (termasuk motor sewaan saya), Yokatta ne!
Salah satu hal yang menarik terjadi disini, di tengah perjalanan menuju Pulau Weh, dari atas kapal, saya melihat banyak lumba-lumba berparade, melompat diantara air dan udara, seakan-akan gerombolan mereka mengiringi kapal yang saya naiki. Ini merupakan gerombolan lumba-lumba dengan jumlah terbanyak yang pernah saya lihat, 20an ekor bahkan lebih, di TN Togean saja saya tidak melihat sebanyak ini. Kata masyarakat sekitar, lumba-lumba jarang berparade seperti ini, kalaupun muncul jumlahnya nggak sebanyak ini, pasti mereka sedang menyambut kedatangan saya (keGRan). Saya sampai tersenyum-senyum sendiri dibuatnya, PRECIOUS moment :)
Untuk cerita lengkap saya selama di Pulau Weh, bisa di baca DISINI

Day 5 Sabtu, 11 Mei 2013
Weh Island - Banda Aceh
Sampai pelabuhan Ulee Lheue saya disambut gerimis yang tak lama kemudian menjadi deras, saya berteduh di warung sekitar pelabuhan dan pas banget saya belum sarapan, sambil nunggu hujan reda sambil sarapan deh :D Beberapa saat kemudian datanglah seorang teman baru bernama Bang Henri, dialah yang nantinya akan menemani kami bertiga (dalam waktu yang singkat) sampai tiba saatnya kami naik bis untuk meninggalkan Aceh, Makasih banyak bang!
Hari terakhir berada di Aceh tentunya tidak akan saya sia-siakan begitu saja, saya dan NK mengunjungi Rumoh Aceh, Taman sari Bunongan, kuburan massal, monument pendaratan jepang, pantai cermin, rumah korban tsunami dan ditutup dengan menikmati keindahan pantai Lhok Nga.

Rumoh Aceh
Bunongan
Naik sampai ke atas Bunongan :p
Kuburan massal
Pagar kuburan massal
Pantai Lhok Nga
Makasih uda nemenin kami, Bang Henri :)
Tepat pada jam 19.30 saya sudah berada di Che Yukee yang letaknya persis di depan terminal bis. Saya janjian dengan Tardi untuk mengembalikan motor disini. Kami bertiga membeli tiket bus "Sempati Star" jurusan Banda Aceh - Medan seharga Rp 140.000 dan pada jam 20.30, kami resmi meninggalkan Banda Aceh. Bisnya nyaman banget, executive class, dan yang pasti bakal kedinginan di dalamnya :D

See you on Medan!!!
Masih ada sambungannya lagi, yaaa.....
Sabarlah menunggu :)