Rabu, 06 Maret 2013

Long Journey to DIENG Plateau

Pertama-tama, saya tidak pernah menyangka bakalan pergi kesini, karena saya tidak terlalu suka pergi ke kawasan dataran tinggi. Tapi setelah perjalanan ini usai, pemikiran saya tentang liburan ke dataran tinggi mulai berubah, bahkan saya ketagihan. Saya biasa mendengar kawasan ini dengan sebutan DIENG PLATEAU, denger dari namanya aja uda keren, ditambah saya browsing tentang kawasan ini dan foto-fotonya terpampang indah sekali di layar laptop saya :D
Saya pergi kesini bersama dengan 13 orang teman saya dari BPI Surabaya, Kami terdiri dari 8 cewe dan 6 cowo, gak imbang sih benernya, tapi tetep fun kok :) Sebenarnya, ada beberapa dari mereka yang tidak saya kenal, tapi santailah, seiring dengan waktu kami pasti akan berteman, bahkan bersaudara . Kami ber14 melakukan perjalanan panjang ini dari tanggal 5 hingga 8 April 2012, Ini dia ceritanya.....

5 April 2012
Kami semua sepakat berkumpul di ruang tunggu baru Terminal Purabaya (Bungurasih), pada jam 9 malam, tetapi entah kenapa malam itu jalanan menuju terminal sangatlah macet, maka kami semua baru berkumpul jam 10 malam. Malam itu, bis jurusan Semarang tumben-tumbenan sepi, padahal yang mau ke Semarang banyak banget lho! Dan akhirnya, setelah bersabar cukup lama, kami baru naik bis Widji pada jam (hampir) 12 malam (what? ini kan uda tengah malam banget :|), bis ekonomi seharga Rp 36.000 itu seolah-olah menjadi harapan terakhir kami, padahal kami berencana untuk naik bis patas, supaya bisa beristirahat. 

6 April 2012
Sekitar jam setengah 8 pagi, kami baru sampai di Terminal Terboyo, Semarang. Saya baru pertama kali kesini, jujur terminalnya kemproh, apalagi kamar mandinya :| Sebelum lanjut menuju Wonosobo, kami sarapan terlebih dahulu di warung sekitar, saya memesan soto ayam yang rasanya gak banget, kuahnya gak berwarna dan gak berasa, semoga soto-soto di Semarang tidak seburuk soto terminal ini :|
Kami naik bis ekonomi jurusan Wonosobo pada jam 9 pagi, harga tiket bisnya Rp 20.000. Dan pada siang itu, jalanan menuju Wonosobo macet sekali (elus dada aja dari semalam karena kena macet), kan kami baru sampai di Terminal Wonosobo pada jam 2 lebih (padahal harusnya 3 jam perjalanan lho). Saya menyempatkan untuk mandi di terminal ini, saking gerahnya, dan setelah sejam disini akhirnya kami ditemani Pak Didik, guide yang kami sewa selama disini, menaiki bis kecil menuju ke pemandian air panas ..... (saya lupa namanya :D). Disini para cewe mengantri mandi air hangat, dan para cowo kegirangan di kolam air hangat, hahaha...
Setelah berendam air hangat
Setelah puas berhangat-hangat dan berendam-rendam, dan badan terasa segar, kami melanjutkan perjalanan ke Telaga Menjer. Pemandangan disini cukup indah, sayangnya kami datang dikala senja, jadi beberapa bagian danau sudah tertutup kabut :( Tapi, itu tidak mengurangi antusiasme kami untuk foto narsis-narsisan disini.
Telaga Menjer
Ditemani oleh kabut dibelakang
Menjelang maghrib, kami naik kedalam bis untuk menuju penginapan di Matahari home stay. Yak, karena kami berada di ketinggian 2100 MDPL, maka makin malam makin mantap dinginnya, serius deh duingin banget!
Oiya, kami sempat mampir ke tempat pembuatan carica, manisan khas Dieng. Katanya sih terbuat dari pepaya khas Dieng, per botol selai dijual Rp 10.000, rasanya manis-manis enak kok, bikin nagih.
Malam ini kami harus beristirahat lebih awal, karena besok pagi-pagi sekali kami akan melihat sunrise yang (katanya) bagus banget di Desa Sikunir, Desa paling tinggi di Jawa Tengah.

7 April 2012
Sekitar jam 3 pagi kami bangun, hal pertama yang saya rasakan ketika bangun tidur adalah kedinginan, gila! padahal saya uda pakai jaket khas pendaki gunung, kaos kaki ditambah selimutan lagi, masih aja dingin. Tapi setelah tubuh saya beradaptasi dengan sang hawa dingin, lama-lama saya terbiasa :D Setelah sholat subuh, kami menuju ke Puncak Sikunir. Karena kami ingin melihat sunrise secara langsung, maka kami harus naik menanjak ke bagian atas dengan lama pendakian 30 menit. Jujur, saya merasa cepat lelah sekali, karena dingin - makin ke atas, oksigen makin berkurang = ngos-ngosan - jarang olah raga - nanjaknya mantap cuy! Dan akhirnya...kami sampai juga di puncak Sikunir, bertepatan dengan matahari yang bersiap untuk keluar.
Beautiful Sunrise
us :*
Telaga Cebong, terletak di Desa Sikunir
Pemandangannya Subhanallah!!!
Selanjutnya, kami menuju ke Kawah Sikidang, pemandangan keren banget disini, ditemani dengan asap belerang dimana-mana, so...kalo kesini prepare masker deh buat yang ga betah sama bau belerang. Disini beberapa teman saya sempat melumuri wajah mereka dengan sulfur, katanya sih bagus buat kulit, tapi saya tidak ikut melakukannya :D
Me & Sikidang Crater
Tujuan kami selanjutnya adalah Telaga Merdada, disini kami kami sempat mengobrol dengan warga sekitar mengenai anak rambut gimbal, saya cukup tertarik dengan topik satu ini. Disini kita bisa menyewa perahu untuk berkeliling telaga. Kami menghabiskan waktu disini dengan foto-foto, duduk selonjoran dan juga makan siang.
Siang itu di Telaga Merdada
Bersama cowo-cowo kece :D
Setelah perut kami kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke Sumur Jalatunda dan juga Kawah Sileri yang lagi-lagi saya disuguhi pemandangan indah kawasan Dieng :)
Sumur Jalatunda
Indahnya Kawah Sileri
Sweep Panorama Kawah Sileri
Wisata di kawasan Dieng seakan gak ada habisnya, selanjutnya kami menuju ke komplek Candi Arjuna, dimana terdapat beberapa bangunan bersejarah dan terdapat kawasan untuk bersepeda.
Cold in here!
Rada berkabut :(
Sebagai penutup acara eksplor Dieng kali ini, kami diantarkan ke Telaga 3 Warna yang merupakan most wanted wisata Dieng. Lagi-lagi kami harus naik keatas untuk mengetahui perbedaan warnanya, waktu itu saya melihat warna hijau-biru-kuning, tetapi kata guide kami, di waktu yang berbeda akan timbul warna yang berbeda pula.
View dari atas
Barengan bu guru Trin Mahera
Photo by Mehdia
Sebenernya, seharian ini kami belum mandi lho :D maka kami harus mandi. Kami mandi di pemandian air hangat yang kemarin kami datangi, Segar rasanya badannya ini setelah mandi, siap untuk diajak eksplor lagi :D
Sebelum benar-benar meninggalkan Wonosobo, kami sempatkan untuk mencicipi kuliner khas daerah ini, yaitu mi ongklok. Rasanya memang enak, bikin nagih deh, bahkan kami malah mendapatkan resepnya.
Penampakan mi ongklok *By Mehdia*
Dengan badan yang terasa segar dan perut kenyang, kami siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Jogjakarta, karena kami berencana pulang ke Surabaya via Jogja dengan kereta Sritanjung.
Sekitar jam 9 malam, sampailah kami di Kota Jogja, dan kami disambut hangat oleh teman-teman BPI Jogja di Pendopo Dalem.

Bersama kawan-kawan BPI Jogja
8 April 2012
Jam 7 pagi sampailah kami di Stasiun Lempuyangan, diantarkan oleh teman-teman BPI Jogja, bahkan ditungguin pula sampai kami masuk ke dalam. Kereta kami baru berangkat sekitar jam 8 lebih, dan kami akan menempuh perjalanan selama 6 jam. Tau apa yang terjadi? Selama 6 jam di dalam kereta kami banyak melakukan hal-hal konyol, dan membuat keramaian, bahkan kami sempat dimarahin oleh anak kecil karena terlalu ramai :D

Selesai sudah perjalanan panjang selama 4 hari ini, ucapan terima kasih untuk ke 13 teman saya (Deny, Danang, Hamdan, Ian, Gondrong,  Zainal, Penny, Evi, Rizka, Ndip, Nani, Mehdia dan Trin Mahera) yang saling menjaga dan mengingatkan. Terima kasih untuk teman-teman BPI Jogja atas keramahannya, khususnya Mas Oki yang rumahnya diinapin sama kita :) Dan terima kasih untuk Dieng, alammu sungguh menakjubkan!!!

2 komentar:

  1. Nuki...
    minggu depan aku ke Dieng, kok pas banget baca2 blogmu dan baca postingan ini.
    Dieng keren yaaaa!!!
    gak sabar buat kesana, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. asikkk, sayangnya telat balas :(
      gmana nih cerita ttg dieng, dif?
      ayo compare sama kisahku sini, ceilah, hahaha

      Hapus