Selasa, 25 September 2012

BIGGEST KARST ON INDONESIA - EXPLORE CELEBES (PART 3)



Hari Ketujuh
Sabtu, 14 Juli 2012
Pangkep - Maros
Akhirnya...jam 3 pagi saya sampai di rumah Ancha, orang paling baik se-Pangkep, hehehe. Setelah berbincang-bincang sebentar, saya langsung pamit tidur (leganya bisa ngelurusin badan).
Sekitar jam 11 siang, saya pergi ke Rammang-rammang (lagi) dengan Ramdhan, Ancha dan Ma'ruf (teman Ancha), sepertinya saya tidak bosan mengunjungi sekumpulan batuan karst terluas se-Indonesia ini. Dan sekali lagi, saya bakalan pamer sedikit foto hasil jepretan digicam saya :)


serasa bukan di Indonesia
Backpacker Makassar, Surabaya & Jabodetabek




Malamnya, saya diajak Ancha untuk bermalam minggu di alun-alun Pangkep, dan sepertinya disini merupakan pusat keramaian di Kota Pangkep. Di sekitar sini juga terdapat tugu bambu runcing, yang mengingatkan saya akan kota tercinta, Surabaya. Saya sempat minum minuman khas daerah sini, Sarabba namanya, rasanya manis, dan biasanya diminum dalam keadaan hangat. Okay, malam minggu saya kali ini cukup menyenangkan :)



Share cost untuk sewa kapal     Rp 100.000 : 2           = Rp   50.000

     Total Pengeluaran                                                 Rp  50.000 Hari Kedelapan
Minggu, 15 Juli 2012
Pangkep - Maros
Hari ini Ramdhan bakalan pulang ke Depok, dan saya bakalan sendirian sambil menunggu NK yang hingga saat itu belum ada kabar kapan bakalan sampai Makassar :( Saya ikut mengantar travelmate yang telah menemani saya selama 8 hari di Sulawesi, ke Bandara Sultan Hasanuddin, Maros. Sebelum masuk waiting room, kami sempat  foto-foto dulu di depan bandara, as always, hahaha...




Hari Kesembilan
Senin, 16 Juli 2012
Pangkep - Makassar
Hari ini hari senin, dan saya baru dapat kabar dari NK kalau dia bakal nyampe besok, terus saya harus kemana ya buat ngisi waktu yang sangat luang ini? Akhirnya saya putuskan untuk bertemu dengan Rully dan Fina, teman sekolah saya yang sekarang tinggal di Makassar, itung-itung reuni kecil dengan teman lama saya. Kami janjian di Makassar Town Square (MTOS), dan jujur saja saya gatau jalan menuju MTOS dari rumah Ancha, but as usual, saya ga kekurangan akal donk, saya langsung browsing di BB dan memanfaatkan GPS :D Sekitar jam 11 siang, saya bertemu mereka yang bahkan wajahnya tidak jelas saya kenali, teman-teman saya ini banyak berubah ternyata. Kami memutuskan untuk nonton Spiderman di 21, dan kongkow di Dunkin Donuts sambil ngobrol tentang kesibukan kami masing-masing.
Malamnya, saya janjian dengan Aswin (teman Backpacker Makassar) untuk bertemu di Mal Panakkukang. Lama ga ketemu, ternyata Aswin tetap saja suka ngatain saya :( Gapapa deh toh ngatainnya ga pedes-pedes amat kok...

Hari Kesepuluh
Selasa, 17 Juli 2012
Pangkep - Makassar - Bulukumba
Akhirnya, saya ketemu juga dengan NK, orang yang saya tunggu-tunggu selama di Sulawesi :p Setelah ngobrol sebentar, sarapan dan mandi, kami berdua pamitan ke Ancha karena akan meneruskan perjalanan ke Kabupaten Bulukumba. Kami berdua bergegas ke terminal Malengkeri untuk mencari mobil ke Bira. Sekitar jam 5 sore, kami baru berangkat dari terminal Malengkeri dengan mobil Panther seharga Rp 60.000 per orang. Sepanjang perjalanan, saya bener-bener roaming dengan pembicaraan orang-orang di sekitar saya, bahasa yang digunakan oleh masyarakat SulSel sangat berbeda ternyata dengan masyarakat SulUt. Sekitar jam 11 malam, tibalah saya di Bira :) Untuk cerita perjalanan terakhir saya, saya jadikan satu saja ya di part 4, biar rapi.

TOGEAN - EXPLORE CELEBES (PART 2)



Baru tahun lalu saya mengetahui tentang Taman Nasional Togean, tetapi tahun berikutnya (tahun 2012) saya bisa pergi kesini. LUCKY ME...
Perjalanan saya ke Togean, dimulai dari Gorontalo. Dari Gorontalo, ada beberapa alternatif kapal ferry untuk menyeberang ke beberapa pulau di Togean :
  1. Dari Pelabuhan Kota Gorontalo, terdapat kapal Tuna Tomini, yang jadwal berangkatnya jam 8 malam, dan durasi perjalanan sekitar 12 jam di lautan. Kapal ini beroperasi di hari Selasa dan Jumat saja. Kapal ini akan mengantarkan langsung menuju Pulau Wakai.
  2. Dari Bumbulan (sekitar 3-4 jam dari Gorontalo), terdapat kapal Tanjung Api, yang jadwal berangkatnya jam 9 pagi, dan durasi perjalanan sekitar 5 jam di lautan. Kapal ini beroperasi di hari Rabu dan Sabtu. Kapal ini akan mengantarkan langsung menuju Pulau Dolong. Untuk jadwal kapal, sebaiknya sering update, karena terkadang jadwal keberangkatan berubah hari.
Saya menginap di Pulau Waleakodi, yang (mungkin) merupakan pulau terdepan di Togean, karena untuk menuju pulau ini dari Pulau Wakai, bisa makan waktu 3-4 jam. Pulau waleakodi berdekatan dengan Pulau Malenge dan Dolong.
Bagi yang ingin diving dengan fasilitas lengkap, Black Marlin sepertinya tempat yang tepat. Black Marlin terletak sangat dekat dengan Pulau Wakai. Harga penginapan di Togean bervariasi, mulai dari Rp 125ribu sampai dengan jutaan rupiah.
Dari Kepulauan Togean, ada beberapa alternative kapal ferry untuk menuju ke beberapa titik di Sulawesi Tengah, seperti menuju Ampana, ataupun Luwuk (Saya menginformasikan ke Ampana, karena saya tidak kembali ke Gorontalo) :
Dari Pulau Malenge, terdapat kapal Puspita Sari dan Lumba-Lumba yang sama-sama mempunyai jadwal keberangkatan jam 6 pagi menuju Ampana (transit di Pulau Wakai). Kedua kapal tersebut sama-sama berangkat dihari Kamis dan Minggu dari Malenge. Sedangkan Dari Pulau Dolong, terdapat kapal yang jadwal keberangkatannya jam 2 siang menuju Ampana. Sekali lagi, untuk kepastian jadwal keberangkatan kapal, harap sering update ya, karena terkadang jadwal keberangkatan kapal bisa berubah. 

Hari Keempat
Rabu, 11 Juli 2012
Kepulauan Togean - Pulau Waleakodi
saya sampai di Pulau Wakai sekitar jam 9 pagi, disini saya sudah terlebih dahulu janjian dengan Mr Peter, bule asal Ceko yang setelah saya usut (dari berbincang-bincang) ternyata dia adalah instruktur selam dan fotografer under water, pasti menyenangkan sekali side job nya :) Saya, Ramdhan, Mr Peter dan anaknya sepakat menyewa kapal(semacam katinting) untuk mengantar dari Pulau Wakai ke Pulau Waleakodi, durasi perjalanannya hampir 4 jam karena di perjalanan hujan deras turun disertai badai, tapi anehnya saya masih saja menikmati perjalanan ditengah hujan ini, ga seperti Ramdhan yang kayanya raut mukanya udah aneh gitu :D Di tengah perjalanan, diatas kapal, saya beberapa kali bertemu dengan sekawanan ikan lumba-lumba yang banyak sekali, mereka sepertinya sedang bermain-main dengan sekawanannya. Dan juga, saya melewati pemukiman Suku Bajo, suku yang membangun rumahnya diatas laut, sepertinya menyenangkan sekali tinggal dirumah itu :)




pemukiman suku bajo
rumah suku bajo
4 jam kemudian, saya sampai di Sifa Cottage dan kebetulan waktunya para tamu berkumpul untuk makan siang \^o^/ Selesai makan siang bersama para tamu lainnya yang bule-bule (maklum, kami tamu lokal pertama di pulau itu), saya dan Ramdhan langsung snorkeling, ada kebanggaan tersendiri loh snorkeling disini, karena Kepulauan Togean belum banyak dikenal oleh orang-orang Indonesia, malah lebih banyak dikenal oleh turis mancanegara.








Malamnya, kami dan tamu lainnya berkumpul lagi untuk makan malam, menu makan di malam itu sangat istimewa dan banyak sekali, ikan bakar beserta dabu-dabu wajib ada di meja. Selesai makan, saya bermain kartu dengan abang-abang penjaga Sifa Cottage (saya lupa namanya), kami bermain kartu sampai dengan jam 11 malam lalu saya berpamitan untuk balik ke kamar untuk packing, karena saya harus mengejar kapal ke Ampana besok pagi. Jujur, sebenarnya saya masih pengen disini, tapi karena suatu hal, saya tidak bisa berlama-lama disini :(

Biaya menginap per malam (3x makan) / orang                  Rp  125.000
Share cost kapal Wakai - Waleakodi / orang                      Rp  100.000
          Total Pengeluaran                                                 Rp 225.000

Hari Kelima
Kamis, 12 Juli 2012
Waleakodi - Malenge - Wakai - Ampana
Saya berangkat jam 5 pagi menuju Pulau Malenge bersama Andi dan pacarnya (bule asal Prancis). Sesampainya di Malenge, saya langsung naik kapal Puspita Sari dengan tujuan akhir Ampana. Sekitar jam 3 sore, saya sampai di Ampana, Kabupaten Tojo Una-una dan langsung mencari bis tujuan Makassar. Harga bus tujuan Makassar Rp 175.000 dan ditempuh dalam waktu 28 jam, rekor naik bis terlama nih. Selagi nunggu jam 10 malam, waktu keberangkatan bis, saya dan Ramdhan menghabiskan waktu untuk sholat, jalan-jalan di sekitar pangkalan bis, berfoto narsis bersama anak-anak, serta makan sate ayam pake kuah (heran deh, di Sulawesi ini tiap makan dikasih kuah-kuahan).
Dan akhirnya, sekitar jam 22.30, bis menjemput kami dan langsung berangkat menuju Makassar. Bisnya seperti kelebihan muatan, bahkan sepeda motorpun diangkut di dalam maupun di luar bis, sepertinya bis disini semacam kendaraan serba bisa kali ya. Sebelumnya saya membayangkan bakalan naik bis AC, dan bisa tidur dengan tenang, tapi kenyataannya, bis yang saya naiki non AC, musik dipasang keras-keras, dan kursinya ga nyaman :( Okay 28 jam kedepan, harus banyak bersabar ini...

Kapal Puspita Sari                                                            Rp    50.000
Bis Ampana - Makassar                                                      Rp  180.000

Hari Keenam
Jumat, 13 Juli 2012
Poso - Luwu Timur - Palopo
Seharian ini saya habiskan di bis, masih dalam perjalanan menuju Makassar. Saya sempat berhenti di Poso untuk sarapan, di sebuah kota di Luwu Timur untuk makan siang dan Palopo untuk makan malam. dan gatau kenapa ya, seharian ini menu yang tersedia tinggal ayam goreng aja :(
Seharian di bis, saya gunakan untuk mengamati orang-orang sekitar saya, baik itu bahasanya, maupun logatnya yang membuat saya sedikit merasa geli sendiri (sering loh saya ketawa sendiri akibat mendengar percakapan orang-orang ini).

NORTH SULAWESI - EXPLORE CELEBES (PART 1)

Saya ini tipe orang yang suka melakukan perjalanan dalam jangka waktu yang lama, hingga Juni 2012 perjalanan saya paling lama adalah 7 hari, yaitu ke Pulau Lombok di bulan September 2011. Dan, pikiran gilapun datang dibulan November 2011, saya terkena racun promo dari sebuah maskapai ternama. Dan, dihari itu juga saya langsung booking tiket pesawat ke Manado dengan harga yang paling murah yang pernah saya tau. Beberapa jam selanjutnya, saya bingung sendiri dan mikir "Mau ngapain saya ke Manado? Sendirian, Belum pernah kesana, Ga punya kenalan disana". OKE...hal itu pasti bisa diatasi oleh seorang NUQEE, slowly but sure :)
Saya menceritakan hal ini ke beberapa teman saya, serta mengajak mereka untuk bergabung dalam perjalanan panjang saya kali ini. Ada 2 orang teman saya yang akhirnya tertarik dan serius dengan perjalanan menyusuri Sulawesi. Eitss...menyusuri Sulawesi? Yap! Tema perjalanan saya kali ini adalah menyusuri Pulau Sulawesi, as much as I can. Oiya, yang menjadi teman perjalanan saya adalah NK (Travelmate setia saya dari Surabaya) dan Ramdhan (Travelmate baru saya dari Jabodetabek). Yap...dan inilah perjalanan saya menyusuri Pulau Sulawesi dari atas hingga kebawah...

Hari Pertama
Minggu, 8 Juli 2012
Surabaya - Manado - Tomohon
Saya sampai di bandara Sam Ratulangi, Manado sekitar jam 1 siang dan disambut oleh langit berawan Manado. Saya telah ditunggu oleh Ramdhan, yang sudah sampai beberapa jam sebelumnya. Setibanya disana, saya langsung dikontak oleh Om Santo, host saya selama di Manado. Saya kenal om Santo melalui Couchsurfing sehari sebelum keberangkatan ke Manado, dan Alhamdulillah Om Santo bersedia untuk saya repoti (dalam hal menginap) selama di Manado. Lucky Me :)
Setelah bertemu dengan Om Santo, saya diajak terlebih dahulu kerumahnya untuk makan siang, lalu setelahnya saya diantar ke terminal untuk memulai wisata eksplore Sulawesi Utara. Saya, Ramdhan beserta Tepy (teman baru saya di Manado) pergi ke Tomohon, dan mengunjungi danau Linow, danau yang terlihat hijau karena mengandung belerang (kalo di Jawa sih kaya danau 3 warna di Dieng, Wonosobo)



danau linow yang hijau
Tepy, Saya & Ramdhan
Menjelang sore, kami bertiga kembali ke Manado untuk kembali kerumah Om Santo. Di rumah, saya disuguhi nasi goreng lezat (bukan nasi goreng ala Manado sih). Setelah kenyang makan, saya dan Ramdhan pamit untuk beristirahat.

Airport Tax Juanda                                               Rp 40.000
Bis Manado - Tomohon  PP       Rp   6.000 x 2       = Rp 12.000
Angkot Tomohon - Linow  PP    Rp   3.000 x 2      = Rp   6.000
    Total Pengeluaran                                            Rp 58.000


Hari Kedua
Senin, 9 Juli 2012
Manado - Bitung

sarapan hari ini, Bubur Tinutuan
Hari ini dimulai dengan sarapan bubur tinutuan, bubur khas Manado yang menyehatkan karena berisi sayuran. Jam 8 pagi kami memulai perjalanan dari terminal Pal 2, Manado dengan menaiki bis kecil menuju kota Bitung. Sesampainya di terminal Tangkoko Bitung, kami langsung mencari angkutan untuk menuju ke Ruko alias dermaga, karena kami akan menyeberang ke Pulau Lembeh. Sesampaianya di dermaga, kami bingung mau naik kapal apa, karena ternyata public boat hanya melayani penyeberangan hingga ke kampung-kampung saja, bukan tempat untuk snorkling atau tempat keren berpasir putih. Akhirnya, kami memutuskan untuk menyewa kapal saja seharga Rp 200.000 (setelah melewati negosiasi yang alot dengan pemilik kapal), kapalnya besar sekali ternyata, ga rugi deh Rp 200.000 untuk kapal sebesar ini, apalagi cuma dinaiki berdua :p

dermaga di kota Bitung
kapal ini milik kami berdua :D

cantiknya :)
Tujuan pertama, saya diantarkan ke sebuah resort mewah di salah satu sisi pulau, namanya Lembeh Resort. Tempatnya cukup keren, tetapi sayangnya, biaya menginap dan divingnya mahal sekali karena menggunakan patokan harga US $. Resort macam ini sih ga cocok untuk beckpacker macam saya, alhasil saya cuma numpang lewat disini :p Berikut penampakan keren dari Lembeh Resort, serta view-view kerennya.....










Tujuan kedua, saya diantarkan ke kawasan Pasir Putih, pemilik kawasan berpasir putih ini bernama Pak Paulus, kata beliau pasir putih disini adalah satu-satunya pasir putih di Pulau Lembeh.




Puas menikmati sebagian kecil dari Pulau Lembeh, saya dan Ramdhan menuju Taman Marga Satwa Tandurusa (terletak di Kota Bitung), dimana disini terdapat Tarsius, primata terkecil di dunia dan juga beberapa hewan khas Sulawesi. Setelah berkeliling Tandurusa, saya dan Ramdhan mengunjungi pusat kota Bitung dengan menaiki ojek, disana saya berfoto-foto dengan Menara Eiffel (ala Bitung) dan Tugu Cakalang :p


Tarsius yang imut-imut
Me & Eiffel Tower
Tugu Cakalang
Sekitar jam setengah 5, saya dan Ramdhan kembali ke Manado dengan menaiki bis kecil, dan diturunkan di terminal Pal 2. Kami berdua sempat menggembel sejam di terminal ini, karena tidak tau harus kemana :p Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Jalan Kartini, di pusat kota, kami hampir lupa untuk membeli tiket angkutan ke Gorontalo besok. Kami sepakat akan naik taksi gelap (mobil innova) menuju Gorontalo, dengan harga Rp 100.000 duduk di kursi paling belakang (kursi tengah Rp 125.000 dan kursi depan Rp 150.000). Setelah selesai membeli tiket untuk besok, kami berdua mencari makan malam di sekitar boulevard, dan tidak sengaja bertemu dengan Tepy. Ternyata Tepy sedang nongkrong bersama teman-teman Punk Manado, jadilah saya juga berkenalan dan ikutan nongkrong dengan mereka. Dalam hati saya membatin "Gila...di Surabaya aja saya ga pernah main sama anak Punk, sekalinya ke Manado langsung nongkrong sama anak-anak Punk". Tapi, mereka cukup baik dan ramah kok, apalagi pas mereka tau kami datang dari Jawa. Walaupun saya cukup roaming dengan pembicaraan mereka, tapi itu ga mengganggu saya untuk mengerti becandaan mereka :D Pertemuan saya dengan mereka malam ini, memberikan pandangan baru tentang bagaimana kehidupan anak Punk jalanan selama ini. Tanpa terasa jam menunjukkan pukul 23.30 WITA. Saya harus pulang ke rumah Om Santo, dan teman-teman baru ini mengantarkan saya sampai tujuan dengan Selamat :) Semoga kita bisa ketemu dilain kesempatan yaaa...

Teman baru saya....
:)
Bis Manado - Tangkoko PP         Rp    7.500 x 2          = Rp   15.000
Angkot Tangkoko - Ruko                                             Rp    2.500
Sewa kapal untuk ke Lembeh    Rp 200.000 : 2           = Rp 100.000
Tiket masuk pasir putih                                              Rp    5.000
Ojek Ruko - Tandurusa                                               Rp     5.000
Tiket masuk Tandurusa                                               Rp     5.000
Ojek Tandurusa - Monumen Cakalang                           Rp    10.000
Angkot Cakalang - Tangkoko                                       Rp     2.500
Angkot Pal 2 - Boulevard                                            Rp     2.500
Dinner di McDonald                                                   Rp    35.000
    Total Pengeluaran                                                 Rp 182.500


Hari Ketiga
Selasa, 10 Juli 2012
Manado - Gorontalo
Huah...hari ini saya harus meninggalkan Manado, padahal belum sempat mengunjungi Bunaken :( Itu berarti saya harus kembali ke Manado (lagi) suatu saat nanti. Sekitar jam 8 pagi, saya dijemput oleh taksi gelap untuk menuju ke Gorontalo. Sepanjang perjalanan, saya disuguhi pemandangan laut yang keren dan ga ada habisnya. Sekitar jam 1 siang, sopir beristirahat serta makan siang di daerah Kotamobago, kami semobil (saya dan penumpang lain maksudnya) makan Ikan Bobara yang Ajibb ^,^b Entah apa nama ikan ini di Pulau Jawa, yang jelas ikannya gede banget.
Sekitar jam setengah 7 malam, saya sampai di pelabuhan Kota Gorontalo, dan saya langsung membeli tiket kelas ekonomi kapal Tuna Tomini seharga Rp 63.000. Sebenarnya, saya janjian ketemu dengan NK (travelmate saya yang satu lagi) disini, tapi sayangnya hingga kapal ini berangkat, jam 9 malam, dia belum juga sampai :( Itu karena pesawatnya delay parah. Sayang sekali, sayang sekali :(

Innova ke Gorontalo                                             Rp  100.000
Makan siang ikan bobara                                       Rp    25.000
KMP Tuna Tomini (kelas ekonomi)                         Rp    63.000
Makan malam di kapal                                          Rp    12.000
    Total Pengeluaran                                           Rp  200.000

Senin, 24 September 2012

Rammang-Rammang (South Celebes Trip)

Day 5, 23 Januari 2012
Tepat jam 8 pagi, kami sampai di Makassar dan langsung sarapan nasi kuning lengkap dengan macam-macam lauknya seharga Rp 3000, murah dan porsinya banyak (ˆڡˆ) Oiya, kami hari ini akan dijemput oleh mas Wildan, teman mas Halim yang bekerja di Frisian Flag, Makassar. Kami sempat mandi dan beristirahat sebentar dirumah mas Wildan, bahkan kami disuguhi makanan (lagi).
Sekitar jam 12 siang, kami dan mas Wildan beserta anak dan istrinya menuju ke Maros. Kami mengunjungi Rammang-Rammang yang pemandangannya subhanallah. Kami ditemani oleh Ancha, dari Backpacker Makassar untuk berkeliling Rammang-Rammang. Kami menyewa kapal seharga Rp 100.000 untuk berkeliling disekitar sini, dan memang dengan menyewa kapal, acara keliling Rammang-rammang jadi lebih memuaskan.

Yang saya tau tentang Karst Maros-Pangkep :
Kawasan Karst di Maros-Pangkep ini katanya terluas kedua di dunia setelah kawasan karst di Cina. Gugusan karst yang terdapat di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan yang sebagian masuk dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung membentang seluas 43.750 hektar. Karst Maros Pangkep bukan sekedar deretan cadas. Karst Maros Pangkep berbentuk menara-menara yang berdiri sendiri maupun berkelompok membentuk gugusan pegunungan batu gamping yang menjulang tinggi. Di antara bukit-bukit tersebut membentang dataran, dengan permukaannya yang rata. Katanya juga, disini terdapat ratusan gua, dan jika di akumulasikan, gua tersebut merupakan gua terpanjang dan terdalam di Indonesia, dan juga terdapat beberapa spesies langka yang terdapat di dalam gua.

sajian pertama :)
mulai susur sungai
sajian saat mulai naik kapal :)
masih berlanjut sajian kerennya...
diseberang sana banyak goa loh...
masterpiece ^,^b
Ancha, temen BPI Celebes
inilah team susur Rammang2 di saat itu
Me & the Karst
my fave place :)
Malamnya, saya dan teman-teman diajak oleh mas Wildan menghabiskan malam di Pantai Losari sambil makan pisang eppe. Jujur, saya kurang suka suasana malam di Losari, karena sangat banyak pengamen yang berlalu lalang, dan memaksa meminta uang -,-
Malam ini, kami menginap di rumah mas Wildan. Para cewe tidur dilantai 2 dan lelaki di lantai 1. Saya banyak bersyukur malam ini, mengingat selama perjalanan di Sulawesi, saya bertemu dengan banyak orang-orang baik :)
Rammang-rammang saya nobatkan menjadi tempat favorit saya di Sulawesi Selatan ^,^b