Baru tahun lalu saya mengetahui tentang Taman Nasional Togean, tetapi tahun berikutnya
(tahun 2012) saya bisa pergi kesini. LUCKY ME...
Perjalanan saya ke Togean, dimulai dari Gorontalo. Dari Gorontalo, ada beberapa alternatif kapal ferry untuk
menyeberang ke beberapa pulau di Togean :
- Dari Pelabuhan Kota Gorontalo, terdapat kapal Tuna Tomini, yang jadwal berangkatnya jam 8 malam, dan durasi perjalanan sekitar 12 jam di lautan. Kapal ini beroperasi di hari Selasa dan Jumat saja. Kapal ini akan mengantarkan langsung menuju Pulau Wakai.
- Dari Bumbulan (sekitar 3-4 jam dari Gorontalo), terdapat kapal Tanjung Api, yang jadwal berangkatnya jam 9 pagi, dan durasi perjalanan sekitar 5 jam di lautan. Kapal ini beroperasi di hari Rabu dan Sabtu. Kapal ini akan mengantarkan langsung menuju Pulau Dolong. Untuk jadwal kapal, sebaiknya sering update, karena terkadang jadwal keberangkatan berubah hari.
Saya menginap di Pulau Waleakodi, yang (mungkin) merupakan
pulau terdepan di Togean, karena untuk menuju pulau ini dari Pulau Wakai, bisa
makan waktu 3-4 jam. Pulau waleakodi berdekatan dengan Pulau Malenge dan Dolong.
Bagi yang ingin diving dengan fasilitas lengkap, Black
Marlin sepertinya tempat yang tepat. Black Marlin terletak sangat dekat dengan
Pulau Wakai. Harga penginapan di Togean bervariasi, mulai dari Rp 125ribu
sampai dengan jutaan rupiah.
Dari Kepulauan Togean, ada beberapa alternative kapal ferry
untuk menuju ke beberapa titik di Sulawesi Tengah, seperti menuju Ampana,
ataupun Luwuk (Saya menginformasikan ke Ampana, karena saya tidak kembali ke Gorontalo) :
Dari Pulau Malenge, terdapat kapal Puspita Sari dan Lumba-Lumba yang sama-sama mempunyai jadwal keberangkatan jam 6 pagi menuju Ampana (transit di Pulau Wakai). Kedua kapal tersebut sama-sama berangkat dihari Kamis dan Minggu dari Malenge. Sedangkan Dari Pulau Dolong, terdapat kapal yang jadwal keberangkatannya jam 2 siang menuju Ampana. Sekali lagi, untuk kepastian jadwal keberangkatan kapal, harap sering update ya, karena terkadang jadwal keberangkatan kapal bisa berubah.
Dari Pulau Malenge, terdapat kapal Puspita Sari dan Lumba-Lumba yang sama-sama mempunyai jadwal keberangkatan jam 6 pagi menuju Ampana (transit di Pulau Wakai). Kedua kapal tersebut sama-sama berangkat dihari Kamis dan Minggu dari Malenge. Sedangkan Dari Pulau Dolong, terdapat kapal yang jadwal keberangkatannya jam 2 siang menuju Ampana. Sekali lagi, untuk kepastian jadwal keberangkatan kapal, harap sering update ya, karena terkadang jadwal keberangkatan kapal bisa berubah.
Hari Keempat
Rabu, 11 Juli 2012
Kepulauan Togean - Pulau Waleakodi
saya sampai di Pulau Wakai sekitar jam 9 pagi, disini saya sudah terlebih dahulu janjian dengan Mr Peter, bule asal Ceko yang setelah saya usut (dari berbincang-bincang) ternyata dia adalah instruktur selam dan fotografer under water, pasti menyenangkan sekali side job nya :) Saya, Ramdhan, Mr Peter dan anaknya sepakat menyewa kapal(semacam katinting) untuk mengantar dari Pulau Wakai ke Pulau Waleakodi, durasi perjalanannya hampir 4 jam karena di perjalanan hujan deras turun disertai badai, tapi anehnya saya masih saja menikmati perjalanan ditengah hujan ini, ga seperti Ramdhan yang kayanya raut mukanya udah aneh gitu :D Di tengah perjalanan, diatas kapal, saya beberapa kali bertemu dengan sekawanan ikan lumba-lumba yang banyak sekali, mereka sepertinya sedang bermain-main dengan sekawanannya. Dan juga, saya melewati pemukiman Suku Bajo, suku yang membangun rumahnya diatas laut, sepertinya menyenangkan sekali tinggal dirumah itu :)
pemukiman suku bajo |
rumah suku bajo |
4 jam kemudian, saya sampai di Sifa Cottage dan kebetulan waktunya para tamu berkumpul untuk makan siang \^o^/ Selesai makan siang bersama para tamu lainnya yang bule-bule (maklum, kami tamu lokal pertama di pulau itu), saya dan Ramdhan langsung snorkeling, ada kebanggaan tersendiri loh snorkeling disini, karena Kepulauan Togean belum banyak dikenal oleh orang-orang Indonesia, malah lebih banyak dikenal oleh turis mancanegara.
Malamnya, kami dan tamu lainnya berkumpul lagi untuk makan malam, menu makan di malam itu sangat istimewa dan banyak sekali, ikan bakar beserta dabu-dabu wajib ada di meja. Selesai makan, saya bermain kartu dengan abang-abang penjaga Sifa Cottage (saya lupa namanya), kami bermain kartu sampai dengan jam 11 malam lalu saya berpamitan untuk balik ke kamar untuk packing, karena saya harus mengejar kapal ke Ampana besok pagi. Jujur, sebenarnya saya masih pengen disini, tapi karena suatu hal, saya tidak bisa berlama-lama disini :(
Biaya menginap per malam (3x makan) / orang Rp 125.000
Share cost kapal Wakai - Waleakodi / orang Rp 100.000
Total Pengeluaran Rp 225.000
Kamis, 12 Juli 2012
Waleakodi - Malenge - Wakai - Ampana
Saya berangkat jam 5 pagi menuju Pulau Malenge bersama Andi dan pacarnya (bule asal Prancis). Sesampainya di Malenge, saya langsung naik kapal Puspita Sari dengan tujuan akhir Ampana. Sekitar jam 3 sore, saya sampai di Ampana, Kabupaten Tojo Una-una dan langsung mencari bis tujuan Makassar. Harga bus tujuan Makassar Rp 175.000 dan ditempuh dalam waktu 28 jam, rekor naik bis terlama nih. Selagi nunggu jam 10 malam, waktu keberangkatan bis, saya dan Ramdhan menghabiskan waktu untuk sholat, jalan-jalan di sekitar pangkalan bis, berfoto narsis bersama anak-anak, serta makan sate ayam pake kuah (heran deh, di Sulawesi ini tiap makan dikasih kuah-kuahan).
Dan akhirnya, sekitar jam 22.30, bis menjemput kami dan langsung berangkat menuju Makassar. Bisnya seperti kelebihan muatan, bahkan sepeda motorpun diangkut di dalam maupun di luar bis, sepertinya bis disini semacam kendaraan serba bisa kali ya. Sebelumnya saya membayangkan bakalan naik bis AC, dan bisa tidur dengan tenang, tapi kenyataannya, bis yang saya naiki non AC, musik dipasang keras-keras, dan kursinya ga nyaman :( Okay 28 jam kedepan, harus banyak bersabar ini...
Kapal Puspita Sari Rp 50.000
Bis Ampana - Makassar Rp 180.000
Hari Keenam
Jumat, 13 Juli 2012
Seharian ini saya habiskan di bis, masih dalam perjalanan menuju Makassar. Saya sempat berhenti di Poso untuk sarapan, di sebuah kota di Luwu Timur untuk makan siang dan Palopo untuk makan malam. dan gatau kenapa ya, seharian ini menu yang tersedia tinggal ayam goreng aja :(
Seharian di bis, saya gunakan untuk mengamati orang-orang sekitar saya, baik itu bahasanya, maupun logatnya yang membuat saya sedikit merasa geli sendiri (sering loh saya ketawa sendiri akibat mendengar percakapan orang-orang ini).
wih wih rumah suku bajonya keren kaya suasaan di maladewa. . pingin aq hiks hiks airnya juga keren T.T sayangnya aq ga diajak kesana
BalasHapusehem..tidurnya ga tenang?? Siapa yaaa yang tidur sampe palanya kepentok kesana kemari tapi tetep molor??? :p
BalasHapuseh? siapa ya?
Hapus*pura2 gatau :p
Great, catatan perjalanannya ngebantu banget. terima kasih. salam kenal dari surabaya. :)
BalasHapusterimakasih...
Hapussemoga bermanfaat, dan semoga bisa segera ke Togean ya :)
Kemaren diajakin ninot kesini, tapi aku lg ga bisa ngambil cuti :(
BalasHapusbatuan gedenya kaya di raja ampat ya, airnya juga jernih bgt
kita langsung cuss ke raja ampat aja yuk, ki
haha
bayarin akau ke raja ampat dong, nad :D
HapusTotal pengeluaran selama di togean berapa, Nad?
BalasHapus