Museum Ullen Sentalu merupakan
museum favorit saya, terletak di daerah Pakem, Kaliurang, bagian utara
Yogyakarta. Harga tiket masuknya Rp 25.000 untuk wisatawan domestic, dan Rp
50.000 untuk wisatawan internasional. Memang tergolong tidak murah untuk ukuran
museum, tapi percaya deh, memuaskan banget kok bayar segitu. Kita akan ditemani
oleh pemandu (semacam tour) selama hampir 1 jam, dan dijelaskan mengenai sejarah
Kerajaan Mataram, Keraton Yogya, Keraton Solo, dan wanita-wanita hebat di dalam
keraton.
|
Pintu masuk museum |
|
Penampakan tiket masuk museum |
Museum yang diresmikan di
tahun 1997 ini diprakarsai oleh Keluarga Haryono yang masih termasuk dalam
keluarga keraton Yogyakarta. Museum Ullen Sentalu ini berada di kawasan Taman
Kaswargan yang secara filosofis, nama Kaswargan dipilih karena terletak di ketinggian
lereng Gunung Merapi, di mana kultur masyarakat Jawa menganggap Gunung Merapi
sebagai tempat sakral. Kata Ullen Sentalu sendiri kependekan dari Ulating Blencong
Sejatine Tataraning Lumaku,
atau yang bisa diartikan nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia
dalam melangkah dan meniti kehidupan. Sedangkan blencong adalah lampu minyak
yang biasa digunakan untuk pertunjukan wayang kulit.
|
Ndalem Karwargan |
|
PP |
Museum yang memiliki luas
lebih dari 10ribu m2 ini dibagi-bagi ke dalam beberapa ruangan. Ruangan pertama
adalah Guo Selo Giri, disini banyak
foto-foto serta lukisan-lukisan para bangsawan dan tokoh-tokoh 4 keraton Jawa,
dan pemandu juga menceritakan kisah singkat kehidupan mereka.
Area selanjutnya adalah Kampung Kambang, ruangan yang ada di area kampung kambang terletak di atas
kolam air. Bukan kolam besar, hanya seperti parit dengan lebar 50cm yang berisi
macam-macam ikan hias. Kampung Kambang terdiri atas 5 ruangan, yaitu Ruang
Tineke. Ruangan yang berisi puisi-puisi hasil karya GRAy
Koes Sapariyam atau yang kerap
disapa Tineke, dan juga surat-surat yang ditujukan untuk beliau, baik dari
keluarga, kerabat, dan juga para sahabat. Syair dan puisi ini dikirimkan oleh
teman-teman beliau demi mengobati rasa sedih yang sedang melanda beliau karena
cintanya tak disetujui oleh ibundanya. Saya sempat membaca surat tersebut, dan
yah…cukup terharu :(
Ruangan
selanjutnya adalah Ruang Paes Ageng Gaya Yogyakarta, Ruang Batik
Vorstendlanden, dan ruang batik pesisiran, yang hampir sama isinya yaitu
lukisan pengantin wanita Jawa, dan juga koleksi batik dari Yogya dan Solo, yang
ternyata sangat berbeda. Dan ruang terakhir adalah Ruang Putri Dambaan, yang
berisi foto-foto dari GRAy Siti
Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani Soerjosoejarso atau
yang biasa disapa dengan sebutan Gusti Nurul. Beliau memang sangat cantik dan
menjadi dambaan banyak orang penting pada masanya. Parasnya yang ayu, luwes
dalam menari, pandai berkuda, fasih banyak bahasa, dan pribadinya yang humble membuat putri Mangkunegaran VII ini jadi incaran banyak pemuda. Beliau pun
pernah menampilkan sebuah tarian di pernikahan Putri Juliana di Belanda. Gustri
Nurul mempunyai sebuah prinsip yang ia pegang teguh sampai menikah, bahwa ia
tak akan menikah dengan politisi dan enggan dipoligami. Karena prinsipnya ini,
Gusti Nurul baru melepas masa lajang di usianya yang ke-30 dengan Kolonel
Soejarso, pria pilihannya sendiri. Bukan dari kalangan ningrat ataupun
politisi.
Selanjutnya di ruangan
terakhir, dapat dilihat lukisan penari jawa, patung pengantin wanita jawa, dan
banyak lukisan lainnya. Oiya, disini juga terdapat lukisan Nyi Roro Kidul lho,
mendadak spooky ngeliatnya, tapi saya ga ngeliatin lama-lama, takut keingetan
wajahnya. Hehehe… Koleksi museum ini ditata apik dengan konsep pencahayaan dan
penataan seperti di galeri internasional, sangat berbeda dengan museum
pada umumnya. Sepertinya display yang terdapat di dalam museum, dikerjakan oleh
kurator museum yang professional, sehingga kesannya eksotis dan magis. Museum
tercantik yang pernah saya lihat di Indonesia. Koleksinya yang berasal dari
balik tembok istana 4 kerajaan Jawa (Yogyakarta, Surakarta, Pakualam, dan
Mangkunegara) yang selama ini tersembunyi dari pandangan umum yang membuatnya
semakin menarik.
Dan…saya masih saja digiring
ke sebuah ruangan, tetapi kali ini saya disuguhi minuman yang katanya bias mengembalikan
stamina, bikin awet muda, yah…tapi kan katanya. Rasanya sih kaya perpaduan dari
jahe, gula merah, dan entah apalagi didalamnya.
|
Ruangan pembagian minuman |
|
Efek setelah minum :D berasa fit! |
Setelah pemandu
meninggalkan saya dan teman-teman, saya pun berinisiatif untuk berkeliling di
sekitar taman yang luas dan keren! Banyak spot buat foto disini, keren banget!
Tapi, saya jadi berpikir sendiri bagaimana jika saya kemari di malam hari,
pasti suasananya jadi spooky! Saya tidak memiliki foto di dalam museum, karena
dilarang mengambil gambar sewaktu di dalam :( Tapi, saya banyak memiliki foto diluar museum atau di sekitar taman…
Dan berakhir sudah kunjungan saya ke museum keren ini! Lain kali, jika saya memiliki banyak waktu di Yogya, saya ingin kesini lagi dan akan mengajak teman atau sahabat saya juga :) Saya berharap bahwa nantinya akan banyak museum-museum seperti ini yang tersebar di Indonesia.