Kenapa saya sebut blind trip?
Karena awalnya saya dan 9 teman saya dari BPI-Regional Surabaya berencana terbang ke Malaysia untuk menjelajah pulau-pulau keren di Kuala Trengganu, tapi sayangnya cuaca sedang tidak bersahabat dengan kami, ombak sedang besar-besarnya dikala itu. POOR US!. Kami pasrah dan mengandalkan Peter untuk merancang itin baru, serta merelakan tiket pesawat PP Kuala Lumpur-Kuala Trengganu. Tetapi Peter dengan liciknya tidak memberi tahu itin yang dibuatnya, malah sok rahasia2an -,- Saya baru mengetahui bahwa tujuan kami ke Penang (baca: Pineng), saat saya berada di bandara Juanda, menjelang keberangkatan. OK, Let's Get Lost!!!
|
Amel-Eni-Bryan-Peter-Me-NK-Lulu-Meryske-Lilik-Mehdia Dok. Mehdia |
Kamis, 17 Januari 2013
Kami bersepuluh berangkat menuju Kuala Lumpur dengan hasil hunting tiket promo SUB-KUL PP seharga Rp 185.000 yang kami dapat dari jauh-jauh bulan. Saking lamanya jeda antara pembelian tiket dengan keberangkatan, saya sempat ragu untuk berangkat, tapi akhirnya saya angkat ransel juga.
Jumat, 18 Januari 2013
Pada jam 00.00 waktu KL, yang lebih cepat 1 jam dari Indonesia, sampailah kami di LCCT, Kuala Lumpur, ini adalah kali kedua saya menginjakkan kaki di bandara ini. Kami segera melangkahkan kaki menuju Food Garden untuk menunggu pagi sambil beristirahat. Disini tersedia fasilitas free wifi untuk 3 jam, lumayan lah untuk killing time.
Sekitar jam 05.30, kami menaiki bis menuju Puduraya dengan tarif 8 RM. Sesampainya di depan Terminal Pudu, dengan langit KL yang masih gelap (padahal sudah jam 7 pagi), kami menunggu dan mencari bis tujuan Penang diantara warga KL yang berlalu lalang menuju sekolah dan tempat kerjanya. 15 menit kemudian, kami mendapatkan bis tujuan Penang dengan tarif nego yang alot 35 RM. Menurut saya cukup mahal, Rp 115.000 untuk 4-5 jam perjalanan. Untung bis-nya executive class, nyaman banget, jadinya saya bisa tidur selama perjalanan.
Sesampainya di Penang, kami turun di Terminal Sungai Nibong, untuk selanjutnya naik bis 401 dengan tarif 2 RM menuju Lebuh Chulia. Kami berencana untuk menginap di sekitaran Lebuh Chulia, kami mendapat penginapan seharga 20 RM per orang, dengan kondisi 5 orang untuk 1 kamarnya (Family Room). Lumayan kok disini, wifi-nya kenceng sampai ke kamar.
|
Penginapannya! |
|
Roommatenya! |
Setelah cek in dan beres-beres, kami pun berangkat (lagi) menuju Komtar, semacam halte atau terminal yang letaknya dekat dengan mall. Kami menaiki bis 101 bertarif 2,7 RM menuju Pantai Batu Feringgi, yak...Peter, kami padamu!
|
Penampakan Batu Feringgi |
|
us! |
Malamnya, sebelum kembali ke penginapan, kami makan malam terlebih dahulu di sekitaran Lebuh Chulia, cukup banyak PKL yang berjualan dan banyak pula turis-turis yang berlalu lalang disini. Dalam perjalanan pulang, kami sempat melewati Love Lane, daerah yang terkenal akan banci-bancinya, sama aja dengan banci di Surabaya menurut saya, hahaha...
|
Malam itu, @ Lebuh Chulia |
Oiya, kalo soal makanan seharian ini saya banyak makan di tempat yang penjualnya India, karena takut kena jebakan betmen makan B2. Maklum, saya menginap di daerah little india dan china town, dan hanya depot-depot masakan Indialah yang memasang label halal. Sekali makan saya hanya membayar 4-5,5 RM, tergantung lauk pauk yang kita pilih.
Sabtu, 19 Januari 2013
Pagi Pulau Pinang...
Kata Peter, hari ini kami akan berkeliling ke Han Jiang Temple, Mahariamman Temple, Old Church, Esplanade, bangunan-bangunan tua di Georgetown serta Kek Lok Si Temple. Woohoo...kemana-mana jalan kaki, sambil bawa ransel dan berpanas-panasan, karena di Penang memang panas. Seru dan capek jadi satu dalam perjalanan hari terakhir kami disini. Selanjutnya, biarkan foto-foto dibawah ini yang bercerita...
|
Sarapan di restoran masakan India |
|
Han Jiang Temple |
|
ini lho PETER |
|
Mahariamman Temple |
|
Narsis di Old Church |
|
Esplanade |
|
Narsis dalam bus :p |
|
Kek Lok Si Temple |
|
Awesome temple!!! |
Sekitar jam 17.00 kami naik bus menuju ke Kuala Lumpur dengan tarif per orang 35 RM. Sebelumnya beberapa dari kami sempat survey di Komtar untuk mencari bis dan membandingkan tarif bis yang satu dengan lainnya. Lagi-lagi proses nego diperlukan agar kami bisa mendapat tarif semurah mungkin, dan 35 RM adalah tarif deal termurah antara kami dan pihak bis. Perjalanan kembali ke KL kali ini cukup lama, 5 jam lebih, karena lama berhenti di terminal dan pom Petronas, sepertinya sopir-sopir disini gampang lelah ya. Kami sampai di Terminal Puduraya pada jam 22.20, dan langsung jalan cepat untuk mengejar LRT di Plaza Rakyat, untuk menuju bukit bintang.
How's my blind trip? Not bad, really! Ternyata seru juga jalan seperti ini, tidak tau akan kemana, bagaimana caranya kesana, dan kami dengan instant-nya mempelajari itu semua. Disini peta, internet dan warga lokal sangat berperan besar dalam memberikan informasi kepada kami, jangan pernah takut bertanya disini, ga bisa ngomong bahasa inggris, ada yang bisa ngomong melayu kok, asal jangan bertanya ke orang-orang berwajah chinese ya, kebanyakan dari mereka hanya mengerti bahasa mandarin. Saya tidak kapok dan akan mencobanya lagi pada perjalanan yang lainnnya. See you on my next blind trip!!!
Awesome!
BalasHapusbolehlah kapan2 dicoba...
silakan mencoba :)
Hapus